Buay Pemaca,bidikhukumnews.com – Meski telah berstatus sekolah negeri, SD Negeri 17 Buay Pemaca Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan belum tersentuh bantuan. Sehingga, kondisi sekolah sangat memperihatinkan.
Jika kita lihat kondisi fisik sekolah, bangunannya sangatlah sederhana. Beberapa ruang belajar dibangun secara swadaya oleh masyarakat, hanya ada satu bangunan permanen bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada tahun 2008.
SDN 17 Buay Pemaca yang terletak di desa Sinar Baru merupakan pemekaran dari SDN 3 Tanjung Durian yang merupakan sekolah kelas jauh (filial), pada tahun 2018. Dikarenakan letak sekolah induk jaraknya lumayan jauh dan penduduk setempat semakin bertambah, dengan pertimbangan itulah didirikan sekolah negeri baru.
Meskipun sudah berstatus negeri SDN 17 mempunyai 2 kelas jauh dengan jumlah siswa saat ini 198 siswa. Jarak kelas satu dan yang lain cukup lumayan jauh. Dan, bangunan kelasnya terbuat dari papan itupun swadaya masyarakat setempat.
Bangunan permanen sekolah itu hanya terdapat di sekolah induk yang merupakan program PNPM. Terdapat dua bangunan dari papan, satu untuk ruang kelas dan satu untuk kantor guru.
Karena keterbatasan ruang belajar, sehingga kegiatan belajar mengajar dibuat secara bergiliran.
Dengan kondisi seperti itu, sangatlah memprihatinkan. Seolah sekolah tersebutlah luput dari pengawasan dinas pendidikan. Terbukti, sejak berstatus negeri pada tahun 2018 belum pernah mendapat bantuan sekalipun. Untuk perbaikan sarana prasarana yang ada, dilakukan secara gotong-royong dari walimurid.
Kepala sekolah Herdani, S.Pd, sudah berupaya mengajukan bantuan ke dinas Pendidikan OKU Selatan untuk Ruang Kelas Baru (RKB) pertengahan tahun 2022 lalu, namun belum.
Menurut Herdani upaya pengajuan proposal sudah pernah diajukan oleh kepala sekolah sebelumnya. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda akan turun bantuan.
Sementara itu, ketua komite sekolah, Agus berharap agar pemerintah kabupaten melalui dinas pendidikan, peduli dengan kondisi ini. Masyarakat sangat mengharapkan sekolah mereka diperbaiki sehingga akan lebih menambah minat belajar siswa.
Dari keterangan kepala sekolah, pada tahun ajaran 2022-2023 sudah mendaftar 35 calon siswa baru. Secara otomatis akan kekurangan ruang kelas baru, dan tentunya kegiatan belajar akan tidak maksimal, terang Herdani
Dari pantauan media ini dilapangan, terdapat bangunan ruang kelas baru di desa tetangga yaitu desa Sidorahayu. Didesa itu terdapat 2 bangunan permanen RKB di dua lokasi sekolah yang jaraknya tidak berjauhan. Bangunan tersebut dibangun pada tahun 2020. Ironisnya, salah satu sekolah tutup karena tidak ada murid, dan yang satu hanya ada 18 murid saja.
Karena tidak ada murid, akhirnya bangunan sekolah sudah tidak terawat dan terbengkalai bangunan sudah ditumbuhi rerumputan.
Sementara itu, sekolah yang terlihat berkembang, tidak pernah mendapat bantuan.
PENULIS : RIKY HENDRA